Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam guru penggerak
Perkenalkan nama saya Sri Suryani, Peserta Pendidikan Guru Penggerak angkatan 11 dari SMP Negeri 1 Sekadau Hilir Provinsi Kalimantan Barat. Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan kesimpulan dan refleksi pengetahuan dan pengalaman baru yang saya pelajari dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
- Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?
Sebelum mempelajari modul 1.1, Saya mempercayai bahwa murid yang malas belajar adalah murid yang kurang pandai. Murid yang pintar adalah murid yang rajin belajar dan dapat memperoleh nilai tinggi dalam setiap mengerjakan tugas. Murid yang tidak aktif seperti tidur dikelas saat saya sedang mengajar adalah murid pemalas dan tidak sopan. Saya hanya perlu menyampaikan materi pelajaran sampai selesai adapun beberapa kali melaksanakan pembelajaraan secara kooperatif namun hanya fokus pada hasil akhir tidak dengan prosesnya. Jika murid memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimum maka saya akan memberikan remedial tanpa mengidentifikasi masalah yang terjadi pada murid sehingga memperoleh nilai tidak tuntas KKM. Saya hadir dikelas hanya untuk menyampaikan pelajaran dan tidak menjalin komunikasi lebih mendalam dengan murid untuk menjalin kedekatan dengan murid.
- Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?
Setelah mempelajari modul 1.1 ini saya mengenal beberapa pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam dunia pendidikan dan mempelajarinya. Menurut Ki Hadjar Dewantara pendidikan bertujuan untuk memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan bahagia yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dari hal ini saya memahami bahwa setiap anak memiliki karakter, minat, bakat dan potensinya sendiri yang dibawa sejak lahir kemudian tumbuh dan berkembang dilingkungannya masing-masing. Jadi sebagai seorang guru kita bertugas untuk menuntun dan mengarahkan murid agar apa yang menjadi potensi murid tersebut dapat berkembang kearah yang lebih baik dan menjadi kekuatan bagi kodrat anak tersebut. Hal ini juga sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang kodrat alam dan kodrat zaman yang menjadi dasar pendidikan bagi anak. Dengan demikian saya memahami bahwa sebagai seorang pendidik saya hanya dapat menuntun tumbuh dan berkembangnya kekuatan kodrat yang ada pada anak. Menyadari bahwa setiap anak memiliki keunikannya masing-masing sehingga saya perlu melaksanakan proses pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan murid yang tidak hanya berfokus pada kemampuan kognitif saja namun juga menuntun murid memperoleh kecakapan hidup sehingga mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia dan masyarakat di era zaman dan teknologi yang berkembang semakin cepat dan pesat.
- Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?
Yang dapat saya terapkan lebih baik lagi agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah menjalin hubungan yang nyaman dengan murid agar murid tidak merasa takut dan ragu untuk mengekspresikan diri dan mengungkapkan keingintahuan mereka atau mungkin hanya sekedar untuk berkeluh kesah mengungkapkan perasaan mereka. Dengan demikian sebagai pendidik saya dapat menggali lebih dalam tentang karakter, minat, bakat dan potensi murid yang dapat menjadi bahan pertimbangan saya dalam menyusun strategi dan merancang pembelajaran yang akan saya laksanakan bersama murid agar dapat mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Menerapkan semboyan Ki Hadjar Dewantara yaitu “ing ngarso sung tulodo” (pendidik memberikan teladan), “in madyo mangun karso” (pendidik selalu berada di tengah, terus memulai dan memotivasi), dan “tut wuri handayani” (pendidik selalu mendukung dan mendorong peserta didik untuk maju)” dalam saya menjalankan tugas sebagai pendidik. Dalam memberikan teladan saya dapat memulai dari hal kecil seperti datang kesekolah dan masuk kelas tepat waktu, berpakaian rapi, dan membiasakan kebiasaan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun) kepada murid. Melalui kebiasaan ini murid dapat meniru untuk berlaku lebih baik lagi dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid dan menyenangkan seperti menerapkan model pembelajaran yang dapat menumbuhkan keaktifan murid dan menggunakan media belajar bervariatif dan menarik. Hal ini diharapkan dapat memotivasi dan mendorong murid dalam kegiatan memperoleh ilmu pengetahuan. Sebagai pamong dalam memberi tuntunan dan arahan dalam menebalkan kekuatan kodrat anak saya juga menanamkan nilai-nilai budi pekerti pada setiap kegiatan pembelajaran agar nantinya murid tidak hanya pintar secara kognitif tetapi juga pandai dalam memahami situasi dan emosi saat berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya atau dimasyarakat.
Demikian pemaparan dari saya tentang kesimpulan dan refleksi pengetahuan dan pengalaman baru yang saya pelajari dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Terimakasih
Wabillahi taufiq wal hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam Guru Penggerak